Maka telat tiba pagi tiga puluh satu, sehari setelah waktu ratusan blogger bertemu. Aku harus merekam dengan sedikit tulisan, agar cerita tak hanya sekedar goresan.
1.
Pagi dua puluh tujuh.
Segera berpacu untuk pergi dan melaju
Kutumpang besi, Bungur Asih kami menuju
Lalu nantipun tiba di sana, petang hampir pukul tujuh.
Dijemput Kakak, sempat di terminal kami bertualang,
Bimbang antara gerbang selatan dan timur, Kami bimbang.
Cemas – cemas menunggu jemputan yang harusnya datang
Setibanya lalu, diantar jalan ke lapangan terbang.
Di sana berempat duduk merumput
Makan roti dan minum Jus, kita jadi tim penjemput
Tak berapa lama, tiga teman dari Mataram datang
Tawa, cerita, dan gatal ulat bulu membangkit rasa lelah segera hilang
Lalu kemudian dari Borneo mendarat
Kalau tak salah tiga puluh lima, rombongan terlihat makin sarat
di bandara, menunggu sampai malam jadi larut
Lalu akhirnya bertolak, karena kantuk semakin membuat kusut
Dari Juanda, dengan mobil ke Sidoarjo GOR.
Yang ternyata adalah lapangan tennis indoor
Ketika masuk, yang nampak hanya kasur dan bantal terhampar luas
Disini, yang kemudian nanti ratusan blogger akan menghempas
Kami ke pojok ujung paling kiri.
Mengambil tempat, di sana ada Daeng Ipul dan teman – teman dari Anging Mammiri.
Kami berbaring sebentar mencoba – coba kasur lipat,
Tak kunjung berapa lama sudah digigit nyamuk di beberapa tempat
Panas segera menangkan udara membikin gerah
Maka kami memilih agak bergeser ke tengah
Dimana ada kipas dan sedikit sumber listrik
Kantuk tak tertahan, lelah tak tertanggung,
aku tertidur di panggung dibawah suara - suara yang bergaung.
2.
Jam enam sudah harus bangun
Hari pertama mulai dan keramaian semakin anggun
Kami segera ke deretan kamar mandi
Berjejer – jejer kanan dan kiri
Mari kuceritakan tentang kamar mandi laki – laki, aku tak mangkir
Makin dekat dengan pintu, makin fakir air
Mandi harus segera hanya ditutupi kain
Itu tak masalah bagiku, dan mungkin juga dengan yang lain
Maka kulihat sulitnya air sebagai berkah
Sambil mengantri, kita saling bercerita
Tentang komunitas,asal, dan juga nama
Dan dari sini, banyak kenalan pun bermula
Aku berkenalan dengan blogger Solo, Borneo, Bojonegoro bahkan Tuban
Dari yang masih sekolahan sampai yang sudah beruban
Dan setiap saat adalah seperti itu,
Pertemanan dimulai saat mengantri di depan pintu.
Berburu waktu, karena harus segera ke Sun city
Hari ini ada materi dari Penn Olson, dan juga Blibli.
Saat tiba di sana baru tersadar
Banyaknya manusia bagai burung pipit di langit tersebar
Acara dibuka oleh wakil bupati
Lalu akhirnya kita tahu, Sidoarjo masih pantas dikunjungi
Materi dan MC sama – sama menyenangkan
Apalagi saat kata ‘Ndeso!’ melompat beterbangan
Dan pertemanan semakin bertambah,
Dengan blogger yang akhirnya bisa bertatap muka
Tiada lain hanya cerita, tawa, dan suka
Teman di twitter akhirnya naik merambah
3.
Tiga hari berlalu terlalu banyak untuk ditulis
Yang Aku tahu, banyak hal yang tak mungkin terkikis
Seperti berebut listrik sampai kipas,
Atau kantuk tertahan karena nikmat bercakap sampai kopi tandas.
Atau berdiskusi di kopi lesehan, berhadap -hadapan
Depan gor, di bawah rindang beringin sampai tiba subuh bertahan.
Atau berebutan tempat untuk berfoto bersama teman – teman,
Diantara nasi kotak sampai kasur pembaringan
Lalu dipenghujung,
satu founding mother dan sembilan founding father berdiri bersama.
Membentuk kekuatan baru Paguyuban Blogger Nusantara
Ada rasa gemetar takjub dan emosi membuncah berserakan
Ketika Tekad Blogger Nusantara dibacakan.
Aku tak mampu menuliskan semua, apalagi menyebut nama – nama
Karena tulisan, sampai kapanpun tak pernah bisa menerjemahkan ingatan
Hanya memperkuat dirinya dari waktu yang ramai berdatangan.
Salatiga, Oktober 31. Ditulis ditengah jutaan ingatan tentang Kopdar Blogger Nusantara.
4 komentar:
Ah keren juga klo tulisanya dibuat seperti ini hehe
hehehe.. makasih Om Ba'ir... bagi dong tulisannya..
salam BN
aku ga sempet motret kamar mandi
suatu hal yg seru selalu terjadi
mendekati waktu membersihkan diri
dan akhirnya aku mondar-mandir lari
Makasih sudah mampir om Atta dr Bertuah :D
hehehe.. kamar mandi memang punya berjuta memori.
Post a Comment