Esok
sudah Natal, dua puluh lima Desember. Masih seperti biasa dan entah akan terus
seperti biasa sampai kapan bahwa hari Natal itu akan jatuh pada tanggal 25.
Baiklah,
Saya takkan membuat postingan tentang natal secara umum, tapi menceritakan
sedikit pengalaman merayakan Christmas Eve yang agak unik.
Tahun
ini, untuk yang kedua kalinya Saya merayakan Natal jauh dari rumah dan keluarga
di Ambon, dan malah terdampar di pulau Jawa.
Tahun
2008 adalah pengalaman pertama Saya merayakan Natal jauh dari keluarga dan
orang tua. Pada waktu itu, beberapa hari sebelum Natal, Saya dan teman Saya: @Aldi_Atom melakukan perjalanan gila-gilaan. Bermodal
uang secukupnya, tas gunung, dan sleeping bag kita berdua melakukan backpacking
ke Bandung. Tak ada tempat tinggal, di saku hanya ada dua ratus ribu dan
semangat menggebu – gebu dalam dada bahwa kita harus sampai di sana. Perjalanan
dimulai tanggal 21 Desember malam, naik bis dari Salatiga dan tiba di terminal
timur Bandung sekitar jam 8 pagi. Setelah itu dengan modal kompas kecil dan
peta, kita berjalan menyusuri semua bagian kota Bandung yang menarik. Di Braga,
Museum2 dan lain – lain.
Di depan Museum Asia - Afrika |
Kilometer Nol. Tempat Daendels menancapkan tongkatnya. |
Depan gedung Sate. |
Sampai setelah terik terasa, kami-pun istirahat siang
sejenak di taman monument Bandung Lautan Api (CMIIW). Kita berjalan, makan di
kaki lima, melihat aktifitas dan kadang singgah dan mengobrol dengan pedagang –
pedagang kaki lima.
Sebelum tidur siang di Taman :D |
Setelah Sore mulai larut, kami yang
mulai memikirkan emper toko yang layak
untuk jadi tempat istirahat. Tiba – tiba Aldi terigat akan salah satu
saudaranya yang sedang kuliah di Bandung, maka pupuslah sudah niat untuk
bermalam di emper toko. Karena Saudaranya (Karyn namanya.) membolehkan kita
untuk menginap di kos-nya. Maka perjalanan harus menanjak naik ke utara. (kami
mengelilingi Bandung dengan jalan kaki, karena takut nyasar kalau naik angkot. Lagipula
tas terlalu besar. Ehehe.) Ternyata saudaranya Aldi kuliah di Parahyangan. Maka
kamipun tinggal di kos perempuan yang ada di seputaran area depan kampus.
Biar postingan tidak panjang, Saya
singkat saja. (yang kecewa boleh timpuk Saya pake batu. ehehhe) kami tinggal di
Bandung tiga hari. Maunya sih lebih, karena nyaman di sana. Tapi planning sudah
ada dan diusahakan jangan sampai meleset. Maka kami tinggal sampai tanggal 24
petang di Bandung.
Touch down Boscha Baby! xD |
Nah,
jika ditanya hubungan cerita ini dimana dengan prolog diatas, maka inilah dia
intinya: Petang itu, kami naik Bus ke Bogor. Perjalanan memakan waktu lima jam
(dan ternyata macet hingga molor.) Untuk pertama kalinya Saya dan Aldi merayakan
malam natal di atas bis! Dikelilingi orang – orang yang tertidur, asik merokok,
dan lain – lain. Kami berdua hanya saling menyalam dan memberi selamat Natal. Tak
ada tukaran kado natal atau lain – lain. Yang ada hanya duduk diam, masing –
masing berdoa. Saya malah mengambil tempat berdoa di smoking room yang
kebetulan sedang kosong., dan Aldi tetap di kursinya.
Mungkin
malam itu yang di’karunia’- i hadiah Natal adalah Aldi ini.Dia mendapat
kesempatan duduk dan mengobrol dengan gadis cantik yang kebetulan duduk
sendirian sejak awal bis beranjak dari terminal Kopo, sampai dekat waktu untuk
turun.
Baiklah, kuceritakan singkat
romansa singkat ini: (malah kepanjangan nih postingannya. He he he)
Kami berdua yang ‘buta’ tentang kota Bogor, memberanikan
diri naik bis menuju Bogor dengan penuh ketidak tahuan akan turun dimana. Maka sejak
awal naik, selang beberapa saat setelah bis jalan, ada seorang perempuan (cantik,
laksana embun perawan yang lahir pada subuh. #dikeplak) yang duduk
berseberangan dengan kami menelpon ibu-nya di Bogor. Kami tak membuang kesempatan itu, Saya meminta Aldi untuk
mendekatinya, berkenalan, dan meminta bantuan bagaimana kami nanti kalau sampai
di Bogor. Ah, gayung bersambut Aldi malah keasikan ngobrol dan akrab dengannya
sampai saat harus turun di Bogor. (Oh ya, Do’i meminta kita untuk turun
bersamanya di terminal, dia ajarkan jalur angkot, harga angkot, dan segala macam
tak lupa memberi selamat Natal.) Kita bertiga sempat berdiri sebentar menunggu jemputannya datang. Ternyata dia
dijemput kakaknya. Ketika sudah masuk di mobil, dia sempat menurunkan kaca
jendela dan berkata, “Hati – hati, ingat semua yang tadi sudah kubilang. Oke?
Good luck!”
Setelah
itu, Saya berpaling dan bertanya kepada Aldi, “Bro, namanya siapa bro? ga minta
no hapenya, lumayan kan kalo nyasar di Bogor bisa nanya.”
“Jiah…!!!
Saya lupa!”
Dan itulah pertama dan terakhir Aldi bertemu dengannya. Sampai
sekarang , Aldi masih saja menyesali kenapa tak meminta nomor hape atau
menanyakan alamatnya di Bandung/ Bogor pada waktu itu.
Romansa yang aneh. Natal yang unik.
n.b: Maaf, foto2 yang punya Aldian dan Karyn ga ada di Saya, ada di komputernya Aldi semua. ehehe. Bukannya Saya yang terlalu narsis loh ya! xD
Happy Merry Christmas All of You!
0 komentar:
Post a Comment