Saturday, December 17, 2011

Isi Kepala : Agama.



Setelah sekian lama berkutat dengan pencarian dan segala macam perenungan tentang hal yang menjadi judul dari tulisan ini. Maka Saya piker ada baiknya Saya menuangkannya dalam bentuk tulisan agar kemudian nantinya mungkin bias jadi perdebatan atau mungkin sanggahan agar kemjauan pemikiran Anda yang membaca dan Saya yang menuliskan.

Saya terlahir dari keluarga Kristen Protestan yang biasa – biasa saja, Ibu seorang Kristen yang cukup patuh dan aktif dalam pelayanan, Ayah Saya tidak aktif. Ke gereja saja jarang. Saya tumbuh lewat ibadah – ibadah sekolah minggu, remaja, dan Angkatan Muda Gereja. Saya rajin ke gereja, tentunya setelah memasuki SMP. Karena waktu SD lebih banyak menganggur di rumah karena banyak tontonan televisi pada hari minggu.
Saya tumbuh sebagai Kristen yang patuh karena kecenderungan Saya yang lebih dekat kepada Ibu ketimbang Ayah. Ibadah minggu tentunya selalu Saya ikuti di Gereja.  Sampai Suatu saat, dan pernah juga tumbuh kebencian pada agama lain (Islam –Saya takkan menutup-nutupi. Tenang saja.) ,hal ini tentunya dipicu dan tumbuh berkembang dalam keadaan sosial yang semrawut akibat kerusuhan Ambon. Kebencian tumbuh dan berkembang dengan suburnya sepanjang kerusuhan – kerusuhan itu terjadi. Kebencian yang entah dari mana datangnya, cepat dan menjadi – jadi. Mungkin karena Saya saat itu sudah cukup besar untuk melihat dampak yang ditimbulkan dan ikut merasakan sulitnya berada dalam kondisi sosial seperti itu. Kebencian terus tumbuh, untunglah tidak sampai menjadi – jadi. Karena keadaan Kota yang cukup membaik dikemudian hari.
Lalu kemudian setelah lulus SMA, Saya melanjutkan Studi di luar kota. Karena salah satu hobi Saya adalah membaca, Saya sering membeli buku yang sebagian besar malah melenceng dari bidang kuliah Saya. Salah Satau buku yang sangat mempengaruhi Saya adalah All Men are Brothers. Buku yang isinya adalah pandangan dan ajaran – ajaran Gandhi tentang banyak hal. Ada agama, Wanita, Kehidupan dan lain – lain. Maka hanya Satu hal penting  yang Saya benar – benar dapatkan dari buku ini adalah: bagaimana menghormati agama lain.

Buku ini kemudian sediit banyak mempengaruhi kehidupan dan pandangan sosial Saya terhadap sekeliling. Secara tak sadar, kebencian yang dahulunya tertanam begitu kuat menjadi luruh.
Setelah itu, Saya mulai membaca beberapa pengantar dan buku yang membahas Islam, Hindu, Buddha, Kong Hu Chu, Agnostik, Atheis, Humanisme,dll. Semakin banyak yang Saya baca, maka semakin kuatlah pergeseran yang terjadi dalam cara pandang dan pola pikir terutama dalam hal agama dalam hidup dan keseharian.

Setelah melewati berbagai perubahan yang Saya sendiri rasakan, dari kecenderungan Saya ke Atheis, bertemu dengan Humanis, Agnostik dan lain – lain. Pada akhirnya secara batiniah Saya lebih condong ke Buddha. Tapi itu bukan berarti Saya meninggalkan apa saja yang sudah Saya ‘dapatkan’ dari agama – agama lain yang sudah Saya pelajari sebelumnya. (walaupun tidak terlalu sampai detail)

Maka dengan penuh kesadaran Saat Saya menuliskan ini, Saya akan mencoba mengutarakan pemikiran dan ‘aliran’ agama yang Saya ‘anut ‘ini:
Kehidupan Rohani Saya dibentuk oleh banyak orang, tak bias dipungkiri adalah Yesus Kristus yang cukup banyak membentuk dasar Saya, tidak lupa dengan apa yang Saya dapatkan dari Nabi Muhammad SAW, Buddha, Brahimisme (yang adalah akar dari Hindu), Konfusius, dan para filsuf-filsuf yang mebentuk aliran Agnostik, dan Atheis.  Mereka semua adalah Guru – Guru Saya yang sampai kapanpun akan selalu Saya hormati.

Namun bagi Saya sendiri. Apa yang bias Saya tarik adalah Agama Saya adalah kebenaran (Terpengaruh pada Gandhi). Hingga arah dan orientasi Saya pada ‘agama’ adalah hal tentang melayani sesama.
Secara fisik, Saya Kristen. Tapi ke kristenan Saya bukanlah Kekristenan Gereja.  Saya lebih senang memasukkan uang ke dalam kaleng peminta – minta di pinggir jalan ketimbang harus memasukkan uang ke dalam kantong persembahan di gereja. Saya lebih ‘puas’ jika memberikan uang persembahan Saya yang nantinya ditaruh di gereja ke saku teman Saya yang sedang membutuhkan. Maka itulah inti kehidupan rohani Saya secara horizontal. Dan Saya sendiri tidak pernah menolak atau menyangkal bahwa Saya ini masih sering berdoa. Dan mungkin nantinya akan muncul pertanyaan bahwa Saya berdoa sebenarnya kepada Siapa? Maka dengan jujur Saya katakan Bahwa Saya berdoa Kepada Tuhan. Entah kemudian akan menjadi perdebatan bahwa Tuhan akan berbeda dengan Allah, dengan Elohim, dan lain-lain. Tapi bagi Saya Tuhan itu hanya Satu: dialah Allah, dialah Elohim, Dialah Dewa-dewa Hindu, dialah Kebenaran, dan Kasih! Dia ada dalam diri Saya, (dan dalam diri sekalian kita) saat kita berbuat baik.

Dan bagi Saya satu-satunya cara untuk ‘mengabdi’ kepada Tuhan adalah dengan mengabdi untuk menolong sesama, membela yang benar, membantu yang susah tanpa memandang asal. Karena bagi Saya, urusan kita di dunia adalah untuk berbuat baik di dunia tanpa berpikir apakah yang akan kita dapat nanti di akhirat (jika memang ada). Toh, jika memang pada akhirnya nanti Saya harus masuk neraka atau surga atau manapun tidak masalah bagi Saya. Selama Saya sudah berbuat baik di dunia, itu sudah cukup. Bukan untuk diingat, bukan untuk dimuliakan. Tapi Saya ingat dan pegang betul kata - kata Multatuli, bahwa tugas kita yang utama sebagai manusia adalah menjadi manusia.

Maka jika kembali ke pertanyaan yang paling mendasar: Agama kamu apa?
Maka Saya senang menjawab dengan: Saya tidak pnya agama, tapi Saya ber-Tuhan.

Mungkin tulisan ini tidak cukup untuk menggambarkan bagaimana isi pikiran Saya secara detail. Saya merindukan waktu untuk duduk minum kopi dengan anda yang ingin menyanggah dan bertanya.



Tuhan yang disebut dalam berbagai nama, yang disembah dengan berbagai cara memberkati sekalian alam. Salam. 




n.b: Jika menemuka Satu buku dengan Judul: Bertuhan Tanpa Agama, Penulis : Bertrand Russel. Saya ingin katakan bahwa pikrian Saya terbentuk dengan sendirinya, jauh sebelum bertemu buku itu. He he he.

8 komentar:

iPul dg Gassing said...

wah..bacaan berat di pagi hari..hihi

pemikirannya simpel tapi sekaligus berat di sisi lain. simpel karena kemudian "hanya" mengedepankan kebaikan di atas segalanya, berat karena menganggap semua Tuhan sama yang tentunya bertentangan dengan ajaran beberapa agama.

tapi saya pikir ini adalah hasil dari pengembaraan pikiran, sebuah perenungan panjang. dan tentu saja menjadi hak seorang individu.

salam hangat, semoga kontemplasi pemikirannya bisa semakin jernih dan tentunya membawa kedamaian..di manapun..

:)

Titik Asa said...

Nah, akhirnya berkunjung juga ke rumah anda. Ah rupanya anda seorang pencari. Pencarian dari banyak keresahan yg berkecamuk. Apakah dg tulisan ini sudah ditemukan apa yg dicari itu? Jangan katakan "sudah". Dg "sudah" kita akan "berhenti". Mari terus mencari... Semangat!!!

Michael Edward said...

@Daeng Ipul : Makasih daeng sudah berkunjung. Maunya dibikin seringan mungkin tulisannya. Masalahnya Saya juga nulisnya kacau balau.hehe.

Iya, masalah bertentangan dengan beberapa agama itu Saya sudah temui. Tapi memang pikiran ini Saya coba untuk menjadi 'konsumsi' pribadi. Landasan berpikir dan berlaku dalam hidup sehari-hari. hehe.

@Om TikTwit:

Ah,, makasih sudah berkunjung di rumah jarang diurus ini.hehe. Tentu belum, dan sampai kapanpun. hehe

*angkat gelas kopi begadang*

indobrad said...

Damn, isi blognya serius, jauh beda dengan potongan serampangan mahasiswa yg saya temui di Sidoarjo Oktober lalu :)

tentang isi tulisan ini: been there, done that. kapan2 lah saya cerita ya :)

Michael Edward said...

Om Indo Brad:

Waduh, haha. Ini juga lagi jarang2 saja mau nulis yang serius2.. kesian yg baca Om..ehehe.

Oke Om, ditunggu kopdar berikutnya :D

ANTON PUNYA said...

isi postingannya benar-benar ada ditengah mencari kebenaran untuk kebenaran jarang sekali saya dapatkan orang seperti Bung yang punya rumah ini.......
salam kenal dari adik" arumbai :)

Michael Edward said...

Bung Anton:

hehe, Terima kasih sudah berkunjung dan salam kenal juga Kakak Anton.. #tabik

Anonymous said...

"Saya tidak pnya agama, tapi Saya ber-Tuhan."
mungkin agama saya, adalah agama Tuhan.
:P
kunjungan perdana di blog anda.
salam kenal.
:)

Post a Comment